Banner Penolakan Tambang Emas Terpasang, GARABB Tunggu Reaksi Bupati Banyuwangi

    Banner Penolakan Tambang Emas Terpasang, GARABB Tunggu Reaksi Bupati Banyuwangi

    Banyuwangi - Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (GARABB) menanti sikap orang nomor satu di Banyuwangi dalam menyikapi bertebarannya banner penolakan warga di beberapa titik di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya tulisan pada banner tersebut merupakan sikap keras warga yang menolak akan adanya perluasan pertambangan emas di gunung Salakan yang berada wilayah Kecamatan Pesanggaran.

    Melalui Koordinator Umum GARABB, Bondan Madani menyampaikan kepada awak media bahwa pernyataan sikap yang disampaikan melalui banner tersebut menandakan jika adanya pertambangan di wilayah Banyuwangi selatan tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat, Sabtu (05/02/2022).

    "Tentunya masyarakat Banyuwangi menunggu jawaban dari Ibu Ipuk Fiestiandani selaku Bupati. Apakah beliau mendukung perjuangan warga, atau malah sebaliknya mendukung jika Gunung Salakan turut ditambang seperti halnya Gunung Tumpang Pitu. Karena selama ini Bupati Ipuk terkesan diam seribu bahasa menyikapi permasalahan tersebut. Sikapnya malah cuek, seolah-olah tidak pernah ada gejolak. Bupati lebih mementingkan melakukan kegiatan yang bersifat seremonial dengan diekspos media alias hanya terus melakukan pencitraan saja, " kata Bondan.

    Lebih lanjut Bondan menerangkan, bahwasanya apa yang dialami masyarakat Banyuwangi khususnya wilayah selatan yang berada di Kecamatan Pesanggaran dan sekitarnya merupakan warisan permasalahan yang ditinggalkan oleh suaminya (eks Bupati Banyuwangi) yaitu Abdullah Azwar Anas kepada sang istri ketika menjabat sebagai Bupati. Dan PR ini menjadi permasalahan serius yang harus disikapi oleh Bupati Ipuk Fiestiandani.

    "Serangkaian konflik yang dialami masyarakat dimulai saat Anas menjadi bupati, hingga dirinya digantikan oleh istrinya bahkan sekarang dipercaya sebagai kepala LKPP, perselisihan antara warga masih ada. Apakah implementasi dari take line menjaga kesinambungan ini, silahkan untuk diartikan sendiri, " lanjut Bondan sambil tersenyum.

    Pemuda asal Kampung Atas Angin ini membeberkan serangkaian prestasi yang didapatkan oleh kabupaten Banyuwangi tidak berarti apa-apa di mata masyarakat Banyuwangi. Pasalnya sikap bungkamnya Bupati Ipuk menanggapi masalah tambang emas seolah-olah menunjukkan bahwa bupati tidak responsif dan proaktif tersebut kondisi rakyat. Padahal perputaran uang di gunung tumpang Pitu yang sudah beroperasi jumlahnya milyaran, namun tidak ada inkaf nyata untuk rakyat Bumi Blambangan.

    "Permasalahan yang muncul di masyarakat akibat adanya tambang emas Gunung Tumpang Pitu adalah bukti nyata kegagalan Anas dalam memimpin Banyuwangi yang harus ditanggung oleh istrinya saat ini. Dan Ipuk yang sekarang menjadi Bupati serta  digadang-gadang menjadi solusi karena sosok ke ibuannya malah terkesan tak mau tau dengan apa yang dialami maupun dirasakan masyarakat area pertambangan, " urai Alumni Muda HMI tersebut.

    Masih kata Bondan, penolakan warga sudah nyata adanya, protes dari warga maupun aktivis dan unjuk rasa juga sering kali dilakukan, tetapi tidak ada tindakan. Janganlah menutup mata, menutup telinga serta menutup hati dan pikiran melihat kondisi masyarakat disekitar lokasi tambang. "Karena sebelum adanya pertambangan masyarakat hidup rukun satu sama lain, setelah dibuka izin pertambangan mereka seperti sengaja diadu satu sama lain dan ketika terjadi perlawanan masyarakat disana dibenturkan dengan pihak kepolisian, " pungkasnya. (SHT)

    Banyuwangi Jatim
    Hariyono

    Hariyono

    Artikel Sebelumnya

    Polda Bali siap hadapi kedatangan Pelaku...

    Artikel Berikutnya

    Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Gubernur Jatim...

    Berita terkait